Wednesday, 16 October 2013

[Catatan Perjalanan] From PAPANDAYAN with love

Acara pendakian kali ini disponsori oleh pertanyaan siswa didik saya dulu di organisasi yang menanyakan apakah saya ada acara pendakian dilibur panjang nanti, sebenernya saya sudah ada ajakan dari rekan forum untuk pendakian ke salak tapi karena lain hal saya lebih memilih untuk menemani siswa didik saya ke Papandayan. Dan kenapa pula saya pilih papandayan, awalnya saya sedang mengecek BBM ketika itu pula teman saya update "rindu tegal panjang" seketika saya melihat album facebook dan menshare foto view tegal panjang dan banyak yang ingin kesana, akhirnya saya putuskan untuk menyusun team dan menyebar informasi mengenai pendakian tersebut.




Rencana berangkat adalah hari Sabtu, 12 Oktober 2013. Sebelumnya sempat berdebat dengan febi perihal waktu pendakian dan saya memberi opsi untuk ke tegal panjang atau puncak, yang akhirnya febi memilih tegal panjang sehingga puncak hanya menjadi opsi apabila kita ingin kesana.

Sempet nebar racun namun yang ikut cuma beberapa orang saja. Akhirnya team yang berangkat adalah saya, Febi, Petrus, Teh Rini, Sri, Gita, Nandang dan Pangestu.

Foto : Saya, Nandang, Febi, Teh Rini, Sri, Pangestu, Petrus, Gita

Sabtu, 12 Oktober 2013
Sabtu dini hari saya baru sampai rumah di purwakarta, memarkirkan motor dan tak lupa salam pada ibunda, kami mengobrol sebentar dan ibu saya menanyakan apakah saya akan pergi lagi atau stay dirumah liburan kali ini, hal ini sering kali beliau tanyakan karena beliau sendiri tahu anaknya ini tidak betah dirumah dan lebih sering naik gunung, beliaupun selalu memakluminya karena menurut beliau lelaki itu harus banyak pengalaman, banyak tahu segala hal dan bisa mandiri oleh karena itu beliau tidak pernah melarang saya melakukan kegiatan alam bebas. Setelah beres mengobrol saya bongkar packing tas karena ada beberapa pakaian yang harus saya gunakan esok hari, semoga saja nanti pagi pakaiannya sudah kering.

Saya bangun pukul 5 pagi itupun dibangunkan oleh adik kecilku, "abang bangun, katanya mau ke gunung !". Saya malas - malasan karena memang target saya berangakt pukul 7 pagi ke bandung namun apa daya karena adik saya membangunkan jadi saya bangun dan shalat subuh dulu setelah itu dibuatkan sarapan oleh ibu saya, namun saya menolaknya dengan halus dan bilang bahwa saya sedang menjalankan diet *biar sterek kaya dulu. Setelahnya saya packing kembali barang bawaan saya masukan kedalam tas ukuran 40L karena pendakian kali ini memakan waktu 3 hari 2 malam sehingga tas akan terasa penuh sekali. Pukul setengah 7 saya berpamintan pada ibu dan memberi tahu bahwa saya akan pulang senin sore. Sebenarnya saya memiliki janji pada hari senin namun tidak ada yang terlaksana *akan saya ceritakan pada bagian senin.

Pukul 7 pagi saya sudah stay di perempatan sadang untuk menunggu bis. Saya perhatikan banyak sekali orang disini yang membawa banyak perbekalan, saya rasa mereka akan pulang kampung namun entah kemana tujuannya. Jam 7 lebih saya baru naik bis jurusan bandung, pada kondektur saya berpesan agar diturunkan dileuwi gajah saja karena jika ke leuwi panjang terlalu jauh saya balik lagi ke cimahi.

Sampai di SMKN 1 CIMAHI pukul 8 lebih 15 menit, Saya mengirim pesan singkat untuk menanyakan lokasi febi, ternyata dia sudah sampai di basecamp. Saya berjalan menyusuri jalanan sekolah saya dulu, maklum saya sudah meninggalkan sekolah ini beberapa tahun lalu karena memang saya alumni disana. Saya buka pintu basecamp disana ada febi, seorang gadis dan seorang pria, berkenalan sebentar dan ternyata itu adalah gita dan nandang. Saya sapa dan langsung mengecas HP dan menanyakan dimana petrus, infonya dia lagi mengantarkan kakaknya terlebih dahulu baru akan kembali lagi ke basecamp. Saya menanyakan bagaimana sri dan pangestu, febi bilang mereka masih dirumah dan akan segera menuju kemari. Saya mencoba menghubungi teh rini katanya beliau sedang dijalan, oke berarti sekarang tinggal menunggu saja.

Plank depan basecamp

Kita sudah stay di stasiun cimahi pukul 10, karena kereta menuju cicalengka datang setengah jam lagi, ngobrol santai disana dan menertawakan kisah cinta febi, *inilah alasan kenapa saya beri judul diatas :p

Jam 12 kita sudah sampai cicalengka sedikit ramai hari ini mungkin karena orang - orang akan pulang ke kampungnya, dari sini kita dapat menuju garut dan tasik. Mungkin orang - orang tersebut bekerja di bandung dan akan pulang ke kampung halamannya masing - masing.

Kondisi Stasiun Cicalengka

Dari sini kita menunggu elf menuju garut walau sebenarnya tujuan kita bukan sampai garut melainkan turun di tarogong karena disana sudah ada yang menjemput, pukul 1 mang eep (*supir pick up yang menjemput kita) sudah memberi kabar bahwa beliau sudah sampai di lokasi penjemputan, saya membalas bahwa kita terjebak macet di leles karena memang jalanan hari ini terasa ramai sekali. Setelah sampai dilokasi kamu izin untuk sholat dzuhur terlebih dahulu setelah solat sebagian membeli camilan dan saya mengobrol dengan mang eep karena merasa tidak enak telah membuat dia menunggu lama.

Pickup Mang EEP

Pukul setengah 4 kita sampai camp david, bayar registrasi 2000/orang dan uang sukarela untuk volunteer disini. Kita lalu bergegas packing dan mencari mushola untuk melaksanakan sholat ashar, Sebagian sholat sebagian packing. Setelah beres semuanya kita lalu makan siang karena sedari tadi tidak sempat untuk mengisi perut.

Ketika hendak berangkat kondisi gerimis sehingga kita menungg hingga agak reda untuk melanjutkan perjalanan. Awal perjalanan di papandayan adalah trek berbatu kemudian masuk ke daerah kawah dari situ barulah kita akan menemui rerumputan. Setelah sampai ujung kawah trek mulai datar sampai kita menemukan jalan menurun kebawah, sebenarnya jalan ini dulu memutar ke curug bidadari (*curung = air terjun) namun karena terjadi longsoran beberapa tahun lalu maka jalan menurunlah yang diambil, jalannya tidak terlalu curam namun akan kembali menanjak setelah melewati sungai. Setelah tanjakan kita akan menemui persimpangan menuju curug bidadari atau ke lawang angin karena kondisi sudah maghrib kita lanjut menuju lawang angin untuk sholat maghrib. Perdebatan terjadi disini, karena tujuan kita adalah tegal panjang dahulu namun karena kondisi sudah malam dan saya sendiri tidak mau mengambil resiko dengan kondisi hutan ke arah sana akhirnya kami memutuskan untuk ke tegal alun dahulu sehingga malam ini camp kita ada di pondok saladah. Sampai camp sudah menunggu rekan - rekan stress saya. *stress karena mereka udah disini dari hari rabu dan gak inget rumah hahahahaha. Disini saya bertemu bang bayu, bang maffers, bang hero, bu guru dan onoy. Salam - salaman dahulu baru saya mendirikan tenda disebelahnya, kita membawa tiga tenda 1 untuk akhwat dan 2 untuk ikhwan, malam ini saya tidak mengeluarkan hammock karena kondisi pemasangan terlalu jauh dengan camp sehingga saya lebih memilih untuk tidur didalam tenda saja. Tenda sudah berdiri saatnya kita makan dan sholat isya. Sebuah tradisi atau hal rutin disetiap pendakian adalah dengan mengisi kegiatan malam dengan game, malam ini adalah saatnya main kartu *epic hahahaha. Pukul 10 semua sudah masuk tenda dan terlelap hingga esok pagi.

Minggu, 13 Oktober 2013
Minggu pagi di pondok saladah

Pukul 4 pagi febi sudah bangun dan membangunkan saya, namun karena masih ngantuk saya tersadar pukul 5 yang kemudian saya sholat subuh, ternyata yang lain sudah bangun. Kucek - kucek mata dan mengeluarkan kamera, niatnya sih ingin melihat sunrise di hutan mati namun akhwatnya masih ke air sehingga saya hanya foto - foto sekitar camp saja. Perjalanan hari ini adalah menuju puncak *niatnya seperti itu namun seperti biasalah perencanaan yang baik selalu diikuti oleh rasa malas yang besar. Rute menuju puncak ialah kebun eidelweis, ada pemandangan yang aneh kali ini terakhir saya kemari keadaan jalan masih seperti rawa - rawa namun kemarin sudah rapih seperti dulu mungkin manusianya sudah tersadar untuk tidak merusak pipa air yang menyebabkan rawa - rawa tadi. Setelah melewati rawa - rawa kita akan melewati hutan cantigi sebelum masuk ke hutan mati, hutan mati merupakan hutan dengan bebatuan putih dan diisi oleh pohon - pohon yang sudah mengering (*mati) katanya sih hal ini terjadi karena letusan dulu yang menyebabkan tanah disitu rusak sehingga pohon tidak dapat tumbuh kembali. Track dihutan mati sudah mulai menanjak sebelum kita memasuki hutan cantigi lagi, sekitar 15 menit dari titik terakhir hutan mati kita akan dihadapi sebuah tanjakan, tanjakan mamang (*tertera di plank) padahal dulu ketika taun 2008 saya kesini belum ada nama itu, entah siapa yang memberi nama namun saya rasa namanya kurang begitu greget. Tanjakan mamang merupakan tanjakan pendek namun sedikit terjal medannya berpasir kalau musim kering setelah itu jika kita sudah sampai ke ujungnya menolehlah ke kiri disana kita dapat melihat tebing dan puncak utama papandayan menjulang tinggi dihiasi warna hijau dan bebatuan dibawahnya, apabila kondisi cuaca sedang bagus kita dapat melihat puncak ciremai dari sini dikelilingi oleh awan disekitarnya. Saya yang pertama sampai kemari karena yang lain belum biasa menghadapi tanjakan seperti ini.

Kebun eidelweis

Hutan mati

View pondok salada dari hutan mati

Tidak jauh dari titik terakhir dari tanjakan tadi adalah tegal alun sebuah padang eidelweis luas yang dimiliki oleh papandayan, yang katanya termasuk salah satu padang eidelweis di gunung indonesia. Semua terkagum - kagum melihat pemandangan ini karena hal ini baru bagi mereka untuk petrus, febi dan nandang merupakan hal yang biasa karena mereka sudah pernah melihat yang seperti ini di suryakencana namun bagi yang lain ini merupakan hal baru dan sangat indah katanya.

keceriaan tegal alun

Foto - foto sebentar lalu lanjut ke arah puncak namun tidak ada niatan untuk sampai kesana karena kita hanya duduk menikmati keindahan alam dan kembali berjalan menuju sungai dijalan menuju puncak. Kondisi sungai kala itu kering sehingga tidak ada alir yang mengalir hanya ada genangan air namun sangat indah karena kita dapat melihat isi didalam air.
View dekat sungai

View sungai

Hal yang menarik adalah ketika perjalanan pulang hihihi. Dimana febi berusaha kembali mendapatkan hati sri. Cinta lama berusaha untuk kembali. hahahaha *foto akan saya taruh diakhir saja :)

30 menit kita turun lagi ke camp di pondok saladah untuk menuju tujuan dari pendakian ini ke tegal panjang. Kembali menyusuri hutan mati kembali dan lagi saya yang berada di awal. Sebelum memasuki hutan cantigi saya menyuruh semua berhenti untuk foto disini karena kita lupa kalau di tegal alun tadi kita belum foto full team ternyata setelah ditunggu lama febi dan sri tidak nampak, beberepa meit berselang febi muncul dengan tersenyum disertai pertanyaan - pertanyaan dari kami kemana mereka berdua pergi. Febi hanya menunjuk pinggir hutan mati dipojok sana. Saya mengerti apa maksudnya dan tak perlu menanyakan lagi tujuan mereka kesana. Ternyata cinta bisa membelokkan arah yang dituju.

Hutan mati

Sampai kembali ke saladah sekitar pukul 10, saya sarankan untuk masak, makan dan istirahat nanti sekitar pukul 12 siang kita start jalan menuju tegal panjang karena perjalanan kesana membutuhkan waktu 3 jam dan hanya ditemani oleh pepohonan tanpa pemandangan lainnya. Namun keindahan ke tegal panjang ini seperti kata "indah pada waktunya" karena menurut saya tegal panjang adalah hidden paradise, sebuah padang rumput ditengah hutan lebat dan ada di jawa barat.

Masak

"Belajar ngeberesin tenda sebelum belajar ngeberesin masalah berdua"

Jam tangan petrus menunjukkan pukul 12 siang, *jam tangan saya mati sebelum perjalanan naik. Kita bergegas packing agar tidak kehujanan menuju tegal panjang karena cuaca sudah mulai mendung. Teman forum saya pun mulai packing karena perbekalan mereka sudah habis. Setelah rapih barulah kita berpamitan dan foto bareng baru kemudian meninggalkan pondok saladah.

Foto di pondok salada

Tadinya kita berniat untuk sholat dzuhur di lawang angin namun kondisi saat itu sedang ramai sehingga kita memutuskan untuk solat di pos mata air karena dari lawang angin menuju post tersebut tidaklah begitu jauh. 45 menit berjalan barulah kita sampai di pos mata air, melepaskan cariel dan mengeluarkan ponco untuk sholat dzuhur. Disini kia bertemu dengan team UIN jakarta ditemani oleh teman mereka dari bandung, saya mendapat info bahwa ada team dari bandung juga yang nyasar dalam perjalanan menuju tegal panjang, mereka mengambil cibutarua dan tersasar sampai titik dekat gunung darajat untung saja mereka bertemu orang yang sedang moro burang (*memburu) disekitar situ dan diantarkan sampai ke jalur menuju tegal panjang. 30 menit berselang setelah sholat dan bersantai kita berpamitan untuk kembali melanjutkan perjalanan beberapa kali terkena gerimis namun berhenti mungkin itu hanya tetesan air dari kabut karena kondisi kabut saat itu lumayan tebal.

Pos mata air

Perjalanan diselingi dengan hadangan pohon jatuh mulai dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar, basahanya dedaunan yang jatuh di tanah dan turunan curam sebelum tegal panjang. Ya, jalur terakhir menuju tegal panjang adalah turunan yang sangat curam membutuhkan kehati - hatian disini karena jalur kadang licin ketika sedang hujan. Setelah itu barulah kita sampai ke tegal panjang :D

Sampai di tegal panjang

Disini kita bertemu dengan team yang katanya tersesat. Mengobrol sebentar dan hujan pun datang, kita ditawarkan untuk berteduh sebentar namun jika berteduh tenda akan lama terpasang dan kita juga tidak tahu hujan kapan akan berhenti sehingga kita memutuskan untuk masuk ke arah hutan biasa orang membuat camp agar terhindar dari angin. Kondisi hujan membuat kita malas mendirikan tenda akhirnya saya mengeluarkan flysheet dan memasangkan weebing untuk mengikatnya karena ternyata diantara kita tidak ada yang membawa tali rapia. Setelah selesai memasangkan weebing kita semua berteduh didalamnya melihat dokumentasi perjalanan kemarin dan tadi, mendengarkan lagu cinta dan sedikit mengobrol karena jujur saya orang yang sedikit berbicara pada orang lain apabila belum kenal namun semua berubah ketika permainan "41" menyerang. hahahaha
Lokasi camp

"Belajar membangun tenda sebelum belajar membangun rumah tangga"

Hujan pun reda beberapa saat kemudan. Tenda telah berdiri dan kita pun sholat ashar beserta maghrib berbarengan kemudian dilanjut dengan membuat air hangat dan makanan karena sudah sangat lapar. Saya salut kepada nandang hari ini karena dia menjalankan puasa sunah dan tidak batal padahal perjalanan hari itu lumayan berat. Semua sudah beres dan kita pun berkumpul didalam flysheet tempat berteduh tadi. Semula hanya untuk menghangatkan diri namun kemudian muncul kartu remi dan "The Game Begin". Hahahaha *ketawa jahat.

Awalnya kita semua berkumpul didalam flysheet hanya 4 orang yang memainkan game ini. Saya belum main hanya memperhatikan gita yang sudah mulai ahli memainkan game ini. Teh rini, nandang dan petruspun melakukan hal yang sama. Setelah nandang mengantuk barulah saya dan teh rini ikut dalam permainan awalnya permainan ini biasa saja karena tidak ada unsur menariknya namun usulan dari gita lah yang merubah segalanya. Sebuah peraturan muncul setiap orang yang kalah harus menjawab dengan jujur 1 pertanyaan yang diajukan oleh rekan lainnya. Ide untuk bertanya pada sri perihal hubungannya dengan febi pun terbersit barulah saya menyusun plan untuk mengalahkannya.

Flashback :
Sebelumnya sri menganggap saya senior galak, ya kami beda 4 taun di stm dan sri pun bukan siswa didik saya dulu namun sri adalah kenangan dari junior saya diorganisasi yang telah berpisah entah apa alasannya yang membuat saya penasaran dan ingin mengusahakan hubungan mereka baik kembali. ya karena seorang saudara harus membantu saudara lainnya.

Oia, tambahan peraturan adalah setiap yang kalah selain menjawab pertanyaan harus digantikan oleh yang lainnya. permainan berjalan seru saya hampir lupa semua susunan siapa saja yang kalah karena saya hanya mengingat bagian ketika sri menangis mencurahkan semua isi hatinya kenapa hubungannya bisa berakhir dengan febi namun saya menangkap semua cerita mereka masing - masing. Gita menceritakan soal pendekatannya dengan seorang pria yang mampu membuatnya luluh dan kini menjadi kekasihnya. Petrus menceritakan soal pujaannya yang bersama orang lain kini tentang apa yang harus dia lakukan antara menunggu dan meninggalkannya. Pangestu menceritakan tentang cerita cintanya 3 tahun lalu yang diakhiri dengan perselingkuhan. Saya sendiri hanya menceritakan alasan kenapa saya penasaran dengan hubungan febi dan sri. Awalnya yang kalah ialah febi dia menceritakan semuanya tentang bagaimana hubungan mereka dulu, keadaan hubungan mereka kini dan bagaimana perasaan dia terhadap sri, febi masih menyayangi sri terbukti dari tutur katanya yang berat ketika dia mengungkapkan hal itu didepan kita semua, terbata - bata dan hampir berurai air mata, saya dan gita mencoba menetralkan agar game tidak berakhir dan berlanjut. Ternyata didalam tenda ada yang berbicara, teh rini yang tadi berpamitan untuk tidur ternyata belum tidur dan mendengarkan cerita dari kita diluar, oia sebelumnya teh rini menceritakan tentang kekasihnya dan perjalanan cintanya dulu, lama juga teh rini pacaran hampir 5 tahun. Dilanjutkan kembali dengan game tadi. Sri kalah akhirnya dengan dramatis, sebelumnya saya kerjasama dengan pangestu agar tak mengumpulkan kartu yang sama ketika kartu berakhir saya mengeuarkan kartu dengan hasil 41 begitu pula dengan pangestu, sri kemudian mengeluarkan kartu dengan hasil 40 tidak sempurna namun merasa bangga dengan hasilnya itu yang kemudian kita semua memandang febi yang mengira kalau dia kalah dengan kalem febi mengeluarkan kartunya dan menjawab 41 juga disitu kita semua tertawa entah sedih atau bahagia akhirnya bisa mengajukan pertanyaan terhadap sri soal dia dan febi dulu. Sri memulainya dengan wajah tertunduk, sedikit demi sedikit dia merangkai kata, mengalir begitu saja dari mulutnya sampai seuatu ketika dia mulai meneteskan air mata, terlihat indah dan saya pun tak tega namun rasa ingin tahu saya melebihi apapun saya ingin sodara sayapun bahagia. Semua sri ungkapkan seketika matanya pun bengkak karena air mata yasudahlah saya dan gita kembali mencoba menetralkan suasana untuk menjaga perasaan febi juga. Permainan kembali bergulir namun terus bermain karena belum ada yang mengantuk akhirnya sri ingin tidur seketika pula pertanyaan yang menggantung tadi kembali saya ajukan. Saya menanyakan perasaan dia terhadap febi dan dengan lirih dia menjawab bahwa dia masih menyayanginya, seketika jantung saya berdetak lebih cepat sebuah kebahagiaan menurut saya adalah ketika seorang wanita yang kita sayangi dan kita tinggalkan dulu masih tulus menyayangi kita. Setelah itu sri tidak jadi tidur dia kembali berucap bahwa saya adalah senior yang galak, padahal semua orang tahu saya ini baik "kalau ada maunya saja" hahahaha. Kemudian kami mengobrol kembali karena tujuan utamanya sudah tercapai. Saya tertawa bersama pangestu ternyata apa yang sempat kita bahas beberapa hari lalu terwujud juga, sebuah awan hitam yang menyelimuti sudah hilang semoga aja harapan akan terwujud untukmu saudara !

Entah kapan saya terlelap namun febi mengatakan saya tertidur setelah obrolan berakhir.

Senin, 14 Oktober 2013
Selamat pagi tegal panjang ! mungkin ungkapan yang tepat untuk menggambarkan pagi itu, namun saya lebih memilih untuk terlelap kembali ke dalam hammock karena sangat mengantuk. Mungkin tak banyak yang akan saya ceritakan kali ini karena kegiatan pagi ini cuma makan, foto - foto dan prepare untuk pulang ke rumah.

Sunrise telat tegal panjang

Saya terbangun karena kaki kedinginan, saya goyang - goyang feb untuk menanyakan pukul berapa saat itu, namun febi menjawab tidak tahu, saya membuka jaket dan melihat jam di handphone ternyata masih pukul 3 pagi yasudah saya lanjutkan tidur lagi. Tak lama febi membangunkan saya, ternyata sudah pagi tak terasa tidur itu hanya sebentar saja, yang lain sudah bangun dan memiliki kesibukan masing - masing, saya memandangi satu persatu ternyata tidak semua ada di camp, pangestu dan nandang sedang foto - foto sedang akhwatnya sedang merapihkan baju mereka didalam tenda, febi dan petrus sedang asik memasak seketika para akhwat bergabung bersama mereka untuk melihat apa saja yang dapat mereka masak. Opsi memasak sebenarnya masih sama hanya ada bubur, mie dan spagheti kita tidak memasak nasi mungkin karena malas menunggunya atau juga karena ada makanan instan. Yasudahlah yang penting kita semua menikmati hidangan untuk mengisi perut yang kosong. 

masak dan makan

saya di hammock

Saya kemudian menyusul pangestu dan nandang dan memberi tahu mereka bahwa spot yang bagus ditegal panjang bukanlah ditengah padang rumput, namun lebih ke arah dalam ke arah bukit jalan masuk dari cibutarua, mereka berdua jalan duluan dan saya menyusul karena masih berniat untuk mengabadikan moment pagi tersebut. Sampai di atas bukit nandang dan pangestu terkagum - kagum melihat pemandangan tegal panjang dari sini. Sangat indah, hanya itu ungkapan yang keluar dari mulut mereka berdua. Ya, moment ini pula yang saya rasakan ketika pertama kali mengunjungi tempat ini namun kondisi saat itu rumputnya sedang hijau tidak menguning seperti sekarang.

View keseluruhan tegal panjang

Selepas dari bukit kita bertiga kembali ke camp, untuk makan dan packing ulang. Plan yang tadinya jam 7 pagi tetap ngaret seperti biasa dan berangkat pukul 9. Saya merapihkan flysheet duluan dan menjemurnya diatas rerumputan dengan harapan agar cepat kering sehingga tidak akan mengotori tas nantinya. Setelah beres packing pukul 9 kita sudah siap untuk pulang ke rumah. Mengangkat kembali beban dan berhenti ditengah jalan untuk foto - foto disini, ya sebuah salam perpisahan mungkin suatu saat kita akan mengunjungi kembali tempat ini lain waktu.

Kenangan *edit by photoscape

Perjalanan pulang terasa sangat cepat dirasakan karena sambil menikmati alunan musik dari handphone kita walau sebenernya saya tidak begitu mengerti lagu apa saja yang diputarnya. Sampai lawang angin kita pukul 12 siang istirahat sebentar kemudian lanjut perjalanan ditengah perjalanan saya tanyakan pada yang lain apakah ingin melihat curug bidadari walau saya beritahu bidadari sudah ada dihadapan saya namun mereka masih penasaran dan tetap menuju kesana, akhirnya saya, teh rini dan nandang stay untuk menikmati makanan ringan sedangkan yang lain ke curug bidadari dan foto - foto terbukti dari foto yang berada dalam handphone saya. Yak mereka semua sangat menyukai fotography. Selang berapa lama kita kembali melangkahkan kaki, menyusuri jalan yang hari pertama kita lewati dan berhenti di titik tinggi untuk melihat kawah papandayan, hamparan pasir putih dihiasi tebing disebelah kanannya. Dan tebak apa yang dilakukan disini ? yak foto - foto lagi. (*to dani terima kasih kameranya udah dipinjemin walau telat ngembaliinnya). Pukul 1 kita sampai camp david beres - beres kemudian perjalanan pulang menuju bandung. Selamat tidur kawan perjalanan ini membuatku lelah.

Sebuah hikmah yang saya dapatkan "Setiap orang punya cara masing - masing untuk mengungkapkan rasa sayangnya pada seseorang" 

Satu kata untukmu saudaraku, perjuangkanlah apa yang memang layak untuk kau perjuangkan ! tak usah khawatir kita semua selalu mendukungmu dari belakang !

For you brother "fight for it" !

Ah terlalu banyak bercerita soal perjalanan kali ini berikut saya coba berikan gambaran rute perjalanan menuju papandayan dari cimahi beserta harganya.
Cimahi - Cicalengka Kereta 1500 Rupiah
Cicalengka - Tarogong Carter Angkot 10ribu rupiah
Tarogong - Camp David Kolbak 30ribu rupiah
data tersebut bisa digunakan untuk PP papandayan - cimahi

Untuk retribusi masuk 2ribu rupiah/orang ditambah dana sukarela untuk volunteer disana.

Ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya untuk team yang dapat pergi ke sana, semoga kalian tidak akan pernah kapok jalan dengan saya, saya hanya pejalan dan berusaha menikmati perjalanannya. Semoga kita dipertemukan diperjalanan lainnya dengan keceriaan yang sama. Tak lupa untuk Tuhanku, ibundaku yang sangat mengerti kebiasaanku, untukmu disana terimakasih masih mengerti bahwa aku adalah pejalan yang belum puas menikmati alam indonesia, kelak aku akan menemanimu menikmati indahnya alam ini nanti.

Semoga menjadi motivasi untuk semua pembaca dan penggiat alam bebas, alam untuk dinikmati bukan untuk dirusak !

Note : Oia, saya tidak bisa menepati janji pada hari senin karena kemalaman sampai bandung dan langsung pulang ke purwakarta, mohon maaf :)

8 comments:

  1. nice blog, nice adventure butt,,,,
    the pictures r too small dear,,,hmm if i can suggest u,,, overall it's great.. *thumb

    love ur mom's told u about Man,,, send my Regards to her :)

    ReplyDelete
  2. waaah ada foto tenda kami disini *view dekat sungai*
    ih kenapa ga foto-foto dulu kitaaa :)))

    ReplyDelete
  3. waaaah saya ndak tau mba kalo ngecamp disitu whehehehe

    ReplyDelete
  4. iseng blogwalking ternyata sempet sama2 ke papandayan di hari yg sama. kemaren saya bareng survivor leukemia http://tinyurl.com/kpbuahj . hehe. ohiyak salam kenaaal :D

    ReplyDelete
  5. iya sudah baca mba :)
    mantap, hidup itu perjuangan dengan kondisi apapun :)
    salam kenaaaal :)

    ReplyDelete
  6. prokprokprok lah untuk perjalanannya mang :)))

    ReplyDelete
  7. rindu papandayan na oge, tapi teu maen kartu na -_-"

    ReplyDelete
  8. Cerita perjalanan yg mantap..kapan2 joint mantap..salam kenal kang...alumni smkn 1 angkatan 32...

    ReplyDelete