Sudah beberapa hari yang lalu aku mengingat akan bait bati puisi yang ku berikan dulu kepadamu, disetiap bulan disetiap tanggal tentang kita. Ku tanyakan hal itu dan kau memberiku sedikit senyum karena ternyata kau masih mengenangku, walau ku tak pernah tau akan hal itu. Ku memintanya bukan tuk menghapuskan semua kenangan kita dulu, tapi ku ingin menyimpannya disini. Di media lain agar kelak bila suatu saat kita jauh kau akan ingat bahwa kita pernah bersama merakit mimpi kita berdua dulu.
Hari itu aku hanya memperhatikan tumpukan surat surat yang dulu ku buat, ku perhatikan ada secarik tulisan, ku baca dan ku perhatikan ini semua tentang kamu dulu, keinginanmu kepadaku kau tuliskan dalam sebuah kertas. tahun 2008 kala itu. tertulis bulan nya juga. Banyak hal yang kau tanyakan, mengenai sikapku, mengenai keinginanmu, mengenai perasaan kita dulu.
Beberapa hari kemudian ku menanyakannya padamu. Apakah kertas bait yang dulu selalu aku buatkan untukmu setiap bulan masih ada ? Kau jawab iya, betapa gembiranya hatiku kala itu. Ku tak pernah menyangka dibalik sikap dinginmu, kau masih menyimpan kenangan kita dulu.
Kemarin, Aku menghampirimu. Untuk mengambil bait bait itu. Kau menyerahkannya semua. Bersama foto kita dulu. Ku tanya mengapa ? Ku kembalikan ! Kau diam seraya menolaknya. Ku tak mengerti ! Sedikit candaanku padamu, Tambah gendut ya sekarang ? Iyalah kan makmur, Kau tersenyum. Ku pamit padamu. Berterima kasih telah mengingatku. Walau semua tak seperti apa yang kita dulu impikan.
Sepanjang jalan kemarin aku berkhayal, tentang pesan pertama kita dulu, tentang kenangan kita bertemu, bagaimana kita bersama, perjalanan panjang yang kita lalui walau suatu ketika ujungnya adalah sebuah perpisahan. Tapi ku selalu mengenang setiap peristiwa dulu. Meski tak indah, setidaknya sebuah gambaran tentang harapan pernah menjadi mimpi kita dulu.
Copas dari My Tumblr
keren euy tulisana, sense of puitisnya pas :D
ReplyDeletemang hilwan, damang?
damang :D
ReplyDelete