Marah ?
kata yg selalu kau tanyakan kepadaku ketika kau ku telepon dan ku tutup telepon ketika kau sedang bicara !
bukan itu maksudku..
aku cuma pengen di perhatiin..
kmu sendiri yg sering bilang aku lupa atau apalah..
tpi apa kmu g nyadar tingkahmu sendiri tuh kaya gtt..
pgn ku lepasin semua mimpi itu tanpamu tapi ku tak sanggup dan ku tak bisa !
ak ingin sendiri kalau seperti itu..
menikmati kehidupanku dengan hijaunya alam dan dinginnya air di pegunungan..
yang perlu kmu tahu ak takkan marah karena hal seperti itu..
banyak hal yg ku larangkan padamu..
itu karena ku takut suatu saat nanti kau pergi..
ak sadar ak tak setampan pria manapun..
ak sadar ak tak semapan pria manapun..
ak sadar ak tak sepintar pria manapun..
yang ak punya hanyalah cinta padamu,,
hanya CINTA PADAMU !
Tuesday, 25 May 2010
Wednesday, 19 May 2010
Curhatanku hari kemarin..
Kamu tau aku sakit ?
maksud kamu nyuruhnyuruh ak apa ?
udah bagus ak usahain buat nemuin kmu tapi kamunya kaya gtt..
aku kecewa bgt mma orang yg g ngehargain usaha orang..
ak lagi sakit dan kmu kaya gtt !
maaf aja ak gbisa deketdeket orang yg kaya gtt !
ibarat kata ak seorang peminta yg hanya duduk menunggu ada yg memberi..
tapi apa ?
ak peminta yg harus mendekati orang yg memberi !
betapa tak punya malu ak !
dan tak punya hati anda !
lihat ak ?
kekecewaan ak ini bukan lah hal yg tidak wajar..
karena masalah kecilpun bisa membuatku kecewa bahkan meneteskan air mata..
tapi sayang air mataku tak ingin ku keluarkan hanya untuk hal seperti itu..
silahkan kmu mau berkata apapun !
mau menggunjingku apapun !
AKU TAK PERDULI !
yg ak perdulikan adalah penyembuhan hatiku dari rasa trauma pada cinta seorang wanita !
yg dipenuhi janji palsu..
bilang SAYANG bilang CINTA !
TINGKAH KAYA BANGSAT !
MATI AJA LU SEKALIAN !
mana ada cinta kaya gtt !
mana ada sayang kaya gtt !
ato emg buat kmu orang sait yg nengok orang sehat ya !
ah itu duniamu bukan duniaku !
kmu ingin bersamaku rasakan duniaku yg penuh kesendirian dan kesunyian !
ak ingin sendiri dan itu akan terjadi sampai ak bersama pendamping hiduoku kurasa !
ak menyayangimu tak berarti kmu bisa menyakitiku seenak hatimu !
FUCK WITH U'R LOVE !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
maksud kamu nyuruhnyuruh ak apa ?
udah bagus ak usahain buat nemuin kmu tapi kamunya kaya gtt..
aku kecewa bgt mma orang yg g ngehargain usaha orang..
ak lagi sakit dan kmu kaya gtt !
maaf aja ak gbisa deketdeket orang yg kaya gtt !
ibarat kata ak seorang peminta yg hanya duduk menunggu ada yg memberi..
tapi apa ?
ak peminta yg harus mendekati orang yg memberi !
betapa tak punya malu ak !
dan tak punya hati anda !
lihat ak ?
kekecewaan ak ini bukan lah hal yg tidak wajar..
karena masalah kecilpun bisa membuatku kecewa bahkan meneteskan air mata..
tapi sayang air mataku tak ingin ku keluarkan hanya untuk hal seperti itu..
silahkan kmu mau berkata apapun !
mau menggunjingku apapun !
AKU TAK PERDULI !
yg ak perdulikan adalah penyembuhan hatiku dari rasa trauma pada cinta seorang wanita !
yg dipenuhi janji palsu..
bilang SAYANG bilang CINTA !
TINGKAH KAYA BANGSAT !
MATI AJA LU SEKALIAN !
mana ada cinta kaya gtt !
mana ada sayang kaya gtt !
ato emg buat kmu orang sait yg nengok orang sehat ya !
ah itu duniamu bukan duniaku !
kmu ingin bersamaku rasakan duniaku yg penuh kesendirian dan kesunyian !
ak ingin sendiri dan itu akan terjadi sampai ak bersama pendamping hiduoku kurasa !
ak menyayangimu tak berarti kmu bisa menyakitiku seenak hatimu !
FUCK WITH U'R LOVE !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sunday, 16 May 2010
Apa dayaku pada alamku..
Mungkin matahari begitu marah pada bumi, hingga panas amarahnya terasa membakar tubuh. Meski hari itu masih jam tujuh pagi, namun sengatnya telah masuk ke celah-celah jaket dan membuat tubuhku banjir keringat. Global warming telah membuat kita tak mampu lagi menikmati kesejukan pagi. Ini adalah salah bumi yang seenaknya menebang serta membakar hutan tanpa henti dan tanpa regenerasi. Kemanakah kesejukan alamku pergi?
Mungkin burung, kodok dan jangkrik marah pada bumi, hingga mereka bersembunyi entah di mana. Tiap hari kucari suaranya bernyanyi, tapi yang kudapat hanya sunyi. Sejak persawahan berganti jadi perumahan, burung, kodok dan jangkrik menjadi makhluk yang susah ditemui, padahal aku sangat rindu pada suara mereka bersenandung. Kini alamku terasa begitu hampa. Ini adalah salah bumi yang merubah persawahan yang luas menjadi perumahan yang gersang. Kemanakah nyanyian alamku pergi?
Mungkin air marah pada bumi, sehingga berbondong-bondong mereka menyerang, menyergap dan membuat manusia panik pada bencana banjir. Bukan cuma harta benda yang lenyap, tapi nyawa orang tercinta pun ikut terenggut. Ini adalah salah bumi yang membuang sampah sembarangan dan menebang pepohonan penahan air tanpa henti. Kemanakah gemericik air sungai yang tenang di alamku pergi?
Mungkin anak-anak marah pada bumi, sehingga mereka mengurung diri di rumah dan bermain play station. Padahal dulu mereka berjingkrak, berkejaran dan meledak dalam tawa di lapangan rumput yang luas. Ada banyak permainan di sana, sepakbola, galaksin, kasti, enggrang, petak umpat, petak jongkok, petak batu, dampu gunung, taplak, lompat tali dan memanjat pohon. Tapi kini semua sibuk pada permainannya sendiri. Anak-anak menjadi individual, tak kenal permainan tradisional yang sebenarnya sangat bermanfaat mengajarkan anak menjadi kreatif dan mampu bersosialisasi dengan baik. Dalam permainan tradisional itu, anak-anak diajarkan bekerja sama dalam team, berjuang mencapai kemenangan dan menerima kekalahan. Dalam permainan modern seperti play station, maka pelajaran tentang arti bersosialisasi ini tidak akan didapat. Ini adalah salah bumi yang mengambil alih lapangan rumput yang hijau membentang, menebang pohon-pohon besar yang rindang dan merubah lahan itu menjadi pabrik kecap yang menambah polusi dan limbahnya mengotori bumi. Anak-anak tidak punya tempat bermain, kadang mereka harus menggunakan jalan raya untuk bermain bola dan layang-layang. Sungguh mengenaskan. Kemanakah gelak tawa alamku pergi?
Siapa yang patut disalahkan??? Semua orang merusak alam untuk kepentingannya sendiri. Mereka punya uang dan kekuasaan untuk merubah bumi menjadi apa yang mereka mau. Tinggalkah aku sendiri menangis dan merengkuk tanpa daya. Ingin rasanya aku mencegah mereka menebangi pohon-pohon di hutan atau memaksa mereka menanam kembali pohon-pohon baru, tapi apa dayaku??? Ingin rasanya aku berkacak pinggang mempertahankan hamparan sawah yang luas dengan kicauan burung, suara jangkrik dan nyanyian kodok, tapi apa dayaku??? Ingin rasanya aku menghajar mereka yang sembarangan melempar sampah ke kali dan memaksa mereka membersihkan sampah-sampah yang membendung, tapi apakah dayaku??? Ingin rasanya aku mempertahankan lapangan rumput tempat aku dan anak-anakku menghabiskan waktu sorenya dengan bermain gembira, tapi apakah dayaku??? Seandainya aku punya daya, maka akan kubeli bumi ini, kujadikan asri dan lestari demi kelangsungan hidup generasi di bawahku kelak.
Tapi apa dayaku????
Aku lemah tak berdaya. Aku pecundang, bodoh dan cacat. Aku hanya bisa menangisi kehancuran alamku pada tempat persembunyianku. Aku hanya berani mengungkapkan kepedihanku pada goresan naskah ini. Semoga suatu saat akan tampil orang-orang yang lebih berani untuk menyuarakan kepedihannya, untuk membangkitkan para pecundang bodoh seperti aku agar mampu berteriak lebih keras.
Selamatkan bumiku....
Mungkin burung, kodok dan jangkrik marah pada bumi, hingga mereka bersembunyi entah di mana. Tiap hari kucari suaranya bernyanyi, tapi yang kudapat hanya sunyi. Sejak persawahan berganti jadi perumahan, burung, kodok dan jangkrik menjadi makhluk yang susah ditemui, padahal aku sangat rindu pada suara mereka bersenandung. Kini alamku terasa begitu hampa. Ini adalah salah bumi yang merubah persawahan yang luas menjadi perumahan yang gersang. Kemanakah nyanyian alamku pergi?
Mungkin air marah pada bumi, sehingga berbondong-bondong mereka menyerang, menyergap dan membuat manusia panik pada bencana banjir. Bukan cuma harta benda yang lenyap, tapi nyawa orang tercinta pun ikut terenggut. Ini adalah salah bumi yang membuang sampah sembarangan dan menebang pepohonan penahan air tanpa henti. Kemanakah gemericik air sungai yang tenang di alamku pergi?
Mungkin anak-anak marah pada bumi, sehingga mereka mengurung diri di rumah dan bermain play station. Padahal dulu mereka berjingkrak, berkejaran dan meledak dalam tawa di lapangan rumput yang luas. Ada banyak permainan di sana, sepakbola, galaksin, kasti, enggrang, petak umpat, petak jongkok, petak batu, dampu gunung, taplak, lompat tali dan memanjat pohon. Tapi kini semua sibuk pada permainannya sendiri. Anak-anak menjadi individual, tak kenal permainan tradisional yang sebenarnya sangat bermanfaat mengajarkan anak menjadi kreatif dan mampu bersosialisasi dengan baik. Dalam permainan tradisional itu, anak-anak diajarkan bekerja sama dalam team, berjuang mencapai kemenangan dan menerima kekalahan. Dalam permainan modern seperti play station, maka pelajaran tentang arti bersosialisasi ini tidak akan didapat. Ini adalah salah bumi yang mengambil alih lapangan rumput yang hijau membentang, menebang pohon-pohon besar yang rindang dan merubah lahan itu menjadi pabrik kecap yang menambah polusi dan limbahnya mengotori bumi. Anak-anak tidak punya tempat bermain, kadang mereka harus menggunakan jalan raya untuk bermain bola dan layang-layang. Sungguh mengenaskan. Kemanakah gelak tawa alamku pergi?
Siapa yang patut disalahkan??? Semua orang merusak alam untuk kepentingannya sendiri. Mereka punya uang dan kekuasaan untuk merubah bumi menjadi apa yang mereka mau. Tinggalkah aku sendiri menangis dan merengkuk tanpa daya. Ingin rasanya aku mencegah mereka menebangi pohon-pohon di hutan atau memaksa mereka menanam kembali pohon-pohon baru, tapi apa dayaku??? Ingin rasanya aku berkacak pinggang mempertahankan hamparan sawah yang luas dengan kicauan burung, suara jangkrik dan nyanyian kodok, tapi apa dayaku??? Ingin rasanya aku menghajar mereka yang sembarangan melempar sampah ke kali dan memaksa mereka membersihkan sampah-sampah yang membendung, tapi apakah dayaku??? Ingin rasanya aku mempertahankan lapangan rumput tempat aku dan anak-anakku menghabiskan waktu sorenya dengan bermain gembira, tapi apakah dayaku??? Seandainya aku punya daya, maka akan kubeli bumi ini, kujadikan asri dan lestari demi kelangsungan hidup generasi di bawahku kelak.
Tapi apa dayaku????
Aku lemah tak berdaya. Aku pecundang, bodoh dan cacat. Aku hanya bisa menangisi kehancuran alamku pada tempat persembunyianku. Aku hanya berani mengungkapkan kepedihanku pada goresan naskah ini. Semoga suatu saat akan tampil orang-orang yang lebih berani untuk menyuarakan kepedihannya, untuk membangkitkan para pecundang bodoh seperti aku agar mampu berteriak lebih keras.
Selamatkan bumiku....
Subscribe to:
Posts (Atom)